Banyak orang yang merasakan macam-macam penderitaan di masa pemerintahan Jokowi sekarang ini. Ada penderitaan fisik dan tidak kalah pula penderitaan psikis. Ada yang harus bekerja lebih keras lagi dari biasanya untuk menghidupi keluarga, dan banyak pula yang lelah perasaan karena harus memendam frustrasi.
Rakyat mengalami suasana pemasungan psikologis (psychological detention) karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu agenda politik secara konsitusional. Menunggu bilik suara dibuka tanggal 17 April 2019, saat rakyat di seluruh Indonesia akan berbondong-bondong memilih perubahan suasana. Memilih presiden yang tidak lagi menjadi sumber penyakit fisik dan psikis. Presiden yang mampu mengembalikan martabat bangsa dan negara, di depan rakyat maupun seluruh dunia.
Meskipun terasa masih lama, percayalah bahwa menunggu hari Pilpres itu adalah jalan yang terbaik. Meskipun Anda semua sudah lelah, lesu, lunglai, dengan rezim yag ada ini. Bersabarlah. Pertolongan akan datang bagi orang yang sabar.
Kalaupun Anda merasa terdera oleh cara-cara rezim ini menjalankan kekuasaan, anggaplah itu sebagai salah satu kesempatan untuk menghapuskan dosa-dosa Anda. Sebab, ada janji Allah SWT bahwa segala bentuk penyakit, fisik maupun psikis, besar atau kecil, akan menggugurkan dosa orang yang mengalaminya.
Jadi, supaya perasaan bisa tenang dan senang, anggap saja kezoliman, kesewenangan, dan kebodohan yang berlangsung sekarang ini sebagai sarana untuk membersihkan diri Anda. Siapa tahu!
Yang perlu dijaga sejak sekarang adalah silaturahmi yang solid antara Anda dan semua orang yang Anda kenal. Agar dengan silaturahmi yang kuat selama 2.5 tahun ke depan ini, semua orang tetap ingat tentang kewajiban untuk mengakhiri kezoliman pemerintahan ini.
Supaya mereka tidak terpukau oleh kemungkinan bujuk-rayu kebijakan-kebijakan yang kelihatan menguntungkan rakyat, tetapi sebenarnya disusun untuk kepentingan segolongan kecil monster bisnis kapitalis.
Anda memiliki sarana yang berbiaya murah untuk memperjuangkan penghentikan kesewenangan yang merajalela sekarang. Anda juga wajib ikut berjuang dengan semua fasilitas yang Anda miliki, termasuk medsos, untuk menghindarkan dominasi asing di Indonesia. Untuk mencegah negara ini jatuh ke tangah konspirasi jahat yang bertujuan untuk melemahkan manusia Indonesia, melamahkah umat Islam dan umat bergama pada umumnya.
Anda, kita semua, tidak boleh berhenti berjuang di tengah kesibukan hidup masing-masing. Merajut persaudaraan diantara kita, dan antara kita dengan saudara-saudara sebangsa lainnya. Saling mengingatkan tentang ancaman yang bakal dihadapi Indonesia kalau rezim yang ada ini berlanjut ke periode kedua.
Sehingga nanti pada hari pencabutan mandat itu, tidak ada satu pun diantara Anda yang termakan oleh iming-iming sesaat, oleh janj-janji yang berbungkus sutera tetapi berisikan ulat.
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior)
Dimuat di Teropongsenayan.com
Rakyat mengalami suasana pemasungan psikologis (psychological detention) karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu agenda politik secara konsitusional. Menunggu bilik suara dibuka tanggal 17 April 2019, saat rakyat di seluruh Indonesia akan berbondong-bondong memilih perubahan suasana. Memilih presiden yang tidak lagi menjadi sumber penyakit fisik dan psikis. Presiden yang mampu mengembalikan martabat bangsa dan negara, di depan rakyat maupun seluruh dunia.
Meskipun terasa masih lama, percayalah bahwa menunggu hari Pilpres itu adalah jalan yang terbaik. Meskipun Anda semua sudah lelah, lesu, lunglai, dengan rezim yag ada ini. Bersabarlah. Pertolongan akan datang bagi orang yang sabar.
Kalaupun Anda merasa terdera oleh cara-cara rezim ini menjalankan kekuasaan, anggaplah itu sebagai salah satu kesempatan untuk menghapuskan dosa-dosa Anda. Sebab, ada janji Allah SWT bahwa segala bentuk penyakit, fisik maupun psikis, besar atau kecil, akan menggugurkan dosa orang yang mengalaminya.
Jadi, supaya perasaan bisa tenang dan senang, anggap saja kezoliman, kesewenangan, dan kebodohan yang berlangsung sekarang ini sebagai sarana untuk membersihkan diri Anda. Siapa tahu!
Yang perlu dijaga sejak sekarang adalah silaturahmi yang solid antara Anda dan semua orang yang Anda kenal. Agar dengan silaturahmi yang kuat selama 2.5 tahun ke depan ini, semua orang tetap ingat tentang kewajiban untuk mengakhiri kezoliman pemerintahan ini.
Supaya mereka tidak terpukau oleh kemungkinan bujuk-rayu kebijakan-kebijakan yang kelihatan menguntungkan rakyat, tetapi sebenarnya disusun untuk kepentingan segolongan kecil monster bisnis kapitalis.
Anda memiliki sarana yang berbiaya murah untuk memperjuangkan penghentikan kesewenangan yang merajalela sekarang. Anda juga wajib ikut berjuang dengan semua fasilitas yang Anda miliki, termasuk medsos, untuk menghindarkan dominasi asing di Indonesia. Untuk mencegah negara ini jatuh ke tangah konspirasi jahat yang bertujuan untuk melemahkan manusia Indonesia, melamahkah umat Islam dan umat bergama pada umumnya.
Anda, kita semua, tidak boleh berhenti berjuang di tengah kesibukan hidup masing-masing. Merajut persaudaraan diantara kita, dan antara kita dengan saudara-saudara sebangsa lainnya. Saling mengingatkan tentang ancaman yang bakal dihadapi Indonesia kalau rezim yang ada ini berlanjut ke periode kedua.
Sehingga nanti pada hari pencabutan mandat itu, tidak ada satu pun diantara Anda yang termakan oleh iming-iming sesaat, oleh janj-janji yang berbungkus sutera tetapi berisikan ulat.
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior)
Dimuat di Teropongsenayan.com
0 Response to "Wartawan Senior: Periode Jokowi, Anggap Saja Sebagai Penghapus Dosa"
Post a Comment