Dua mahasiswa Al Azhar saling
mempertahankan pandangannya soal rezeki. Satu mahasiswa berpandangan,
manusia tidak perlu berusaha karena rezeki sudah dijamin. Mahasiswa
lainnya berpandangan, meskipun rezeki sudah ditentukan Allah, manusia
wajib berusaha.
Mahasiswa pertama mendasarkan pandangannya pada firman Allah:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak ada satu pun makhluk melata di bumi melainkan atas Allah rezekinya (QS. Hud: 6)
Sedangkan mahasiswa kedua, selain meyakini ayat di atas, juga meyakini adanya perintah ikhtiar sebagaimana firman-Nya:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ
فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya
kamu beruntung (QS. Al Jumu’ah: 10)
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al Mulk: 15)
Karena tidak mendapati titik temu, akhirnya mahasiswa pertama mengatakan.
“Kalau begitu, aku akan melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa walaupun rezeki tidak dicari, pasti akan datang sendiri.”
“Oh ya, bagaimana caranya?”
“Aku akan bersembunyi di salah satu ruangan masjid. Biasanya kan ada
muhsinin yang membawakan makanan ke masjid ini dan memberikan ke
orang-orang. Aku akan mencoba tidak melakukan upaya apa pun. Apakah
rezeki itu akan mendapatiku atau tidak.”
Akhirnya dilakukanlah percobaan itu. Ia bersembunyi di salah satu ruangan sehingga tidak diketahui sang muhsinin.
Hari pertama persembunyian, muhsinin membagikan makanan kepada
orang-orang yang dilihatnya. Sementara ia menunggu dari tempat
persembunyian. Karena mengira setiap orang sudah dapat makanan, muhsinin
itu lantas kembali. Mahasiswa yang sembunyi tidak mendapat makanan.
Hari kedua, rasa lapar semakin meningkat. Namun, lagi-lagi muhsinin itu
hanya membagikan makanan kepada orang-orang yang dilihatnya saja. Ia
tidak tahu kalau dalam satu ruangan di masjid itu ada orang.
Hari ketiga, rasa lapar semakin tak tertahankan. Maka saat muhsinin itu
dekat dengan ruangan tempatnya bersembunyi, mahasiswa tersebut berdehem.
“Ehem, ehem.” Akhirnya tahulah sang muhsinin itu bahwa di ruangan ada
orang dan ia pun memberikan makanan untuknya.
Segera, mahasiswa kedua yang mengetahui kejadian itu segera
menyimpulkan, “Nah, apa aku bilang. Rezeki itu harus dicari meskipun
hanya dengan “ehem ehem”.”
Allah Maha Pemberi rezeki. Setiap manusia pasti akan mendapatkan
rezekinya. Namun ingat, Allah juga memerintahkan manusia untuk
berikhtiar, berusaha mendapatkan rezeki halal karunia-Nya. (tarbiyah)
0 Response to "Mahasiswa Al Azhar Lakukan Percobaan untuk Buktikan Ayat Rezeki, Hasilnya Mengejutkan"
Post a Comment