Gangguan teknis menyebabkan transaksi di masa lalu oleh nasabah bank
Filipina, Bank of the Philippines Islands (BPI), didebit atau dikredit
dua kali.
Bagi sejumlah nasabah, 'traksaksi ilegal' ini mencapai ribuan peso dan akibatnya, rekening nasabah menjadi minus.
Direktur utama BPI, Cezar Consing, meminta maaf saat wawancara dengan televisi setempat, ANC.
"Ini bukan peretasan, ini masalah (teknis) internal," kata Consing. "Kami akan memastikan masalah transaksi ganda ini akan teratasi," tambahnya.
Beberapa nasabah menyalurkan rasa frustasi mereka di media sosial dengan mengklaim bahwa mereka kehilangan antara 4.000 peso (sekitar Rp1 juta) hingga 100.000 peso (Rp26,8 juta )
BPI melalui cuitan di Twitter menjelaskan bahwa kesalahan atau gangguan teknis membuat transaksi dicatat lebih dari satu kali.
Sebagai bagian dari upaya mengatasi masalah BPI untuk sementara membekukan layanan perbankan dalam jaringan (online).
Tapi ini diprotes beberapa nasakah karena dengan pembekuan ini mereka tak bisa mengecek saldo dan karena itu mereka tak tahu apakah 'menjadi korban dari gangguan teknis'.
Jumlah nasabah BPI mencapai delapan juta dan pada akhir 2016 jumlah tabungan di bank ini mencapai 1,4 triliun peso, menurut laporan tahunan terbaru mereka.
Saham BPI melemah 2% dalam sesi awal perdagangan di bursa saham Manila.
Bank ini telah berusia 165 tahun dan sahamnya antara lain dipegang konglomerat Filipina Ayala dan Lembaga investasi pemerintah Singapura, GIC. (BBC)
Bagi sejumlah nasabah, 'traksaksi ilegal' ini mencapai ribuan peso dan akibatnya, rekening nasabah menjadi minus.
Direktur utama BPI, Cezar Consing, meminta maaf saat wawancara dengan televisi setempat, ANC.
"Ini bukan peretasan, ini masalah (teknis) internal," kata Consing. "Kami akan memastikan masalah transaksi ganda ini akan teratasi," tambahnya.
Beberapa nasabah menyalurkan rasa frustasi mereka di media sosial dengan mengklaim bahwa mereka kehilangan antara 4.000 peso (sekitar Rp1 juta) hingga 100.000 peso (Rp26,8 juta )
BPI melalui cuitan di Twitter menjelaskan bahwa kesalahan atau gangguan teknis membuat transaksi dicatat lebih dari satu kali.
Sebagai bagian dari upaya mengatasi masalah BPI untuk sementara membekukan layanan perbankan dalam jaringan (online).
Tapi ini diprotes beberapa nasakah karena dengan pembekuan ini mereka tak bisa mengecek saldo dan karena itu mereka tak tahu apakah 'menjadi korban dari gangguan teknis'.
Jumlah nasabah BPI mencapai delapan juta dan pada akhir 2016 jumlah tabungan di bank ini mencapai 1,4 triliun peso, menurut laporan tahunan terbaru mereka.
Saham BPI melemah 2% dalam sesi awal perdagangan di bursa saham Manila.
Bank ini telah berusia 165 tahun dan sahamnya antara lain dipegang konglomerat Filipina Ayala dan Lembaga investasi pemerintah Singapura, GIC. (BBC)
0 Response to "Frustasi, Nasabah Bank Filipina Tulis di Medsos Minta Saldonya Dikembalikan"
Post a Comment