Jembatan Mandastana-Tanipah yang baru dua tahun dibangun itu tiba-tiba
ambruk, Kamis (17/8) pukul 11.30. Beruntung, saat kejadian tidak ada
pengendara yang melintas, sehingga tidak ada korban jiwa.
“Suaranya sangat keras, bruk. Kemudian, airnya muncrat seperti air mancur. Tingginya melebihi tiang bendera yang terpasang di atas jembatan,” ujar Safarudin, salah seorang saksi, warga Desa Bangkit Baru.
Jembatan itu menghubungkan Desa Tanipah dengan Desa Bangkit Baru, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Camat Mandastana Suyud Sugiono menuturkan, pihaknya tidak berani memastikan ambruknya jembatan tersebut. “Kami kurang tahu persis pembangunannya. Sebab, yang punya kontrak adalah Dinas PUPR Batola,” katanya.
Ambruknya jembatan yang dibangun pada 1 Juli 2015 tersebut memang mengundang pertanyaan. Sebab, jembatan itu dibangun dengan dana yang cukup besar.
Kontraktornya adalah PT Citra Bakumpai Abadi dengan nilai Rp 17.444.198.00. Dana pembangunan jembatan sepanjang 100 meter itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tambahan APBN-P melalui Dinas PUPR Kabupaten Batola.
Dinas PUPR Batola belum berani memastikan penyebab ambruknya jembatan yang dikerjakan kontraktor lokal asal Batola tersebut. Sementara mereka memperkirakan penyebabnya adalah kemampuan di luar manusia atau force majeure.
“Setelah mendengar kabar jembatan ambruk, kami meluncur ke tempat kejadian,” ujar Kabid Bina Marga Dinas PUPR Batola Edy Supriadi
Dari hasil pemantauan dan keterangan masyarakat oleh dinas PUPR, ambruknya jembatan tersebut bisa dilihat dari pilar atau tiang penyangga di bawah jembatan yang amblas ke tanah. (fajar)
“Suaranya sangat keras, bruk. Kemudian, airnya muncrat seperti air mancur. Tingginya melebihi tiang bendera yang terpasang di atas jembatan,” ujar Safarudin, salah seorang saksi, warga Desa Bangkit Baru.
Jembatan itu menghubungkan Desa Tanipah dengan Desa Bangkit Baru, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Camat Mandastana Suyud Sugiono menuturkan, pihaknya tidak berani memastikan ambruknya jembatan tersebut. “Kami kurang tahu persis pembangunannya. Sebab, yang punya kontrak adalah Dinas PUPR Batola,” katanya.
Ambruknya jembatan yang dibangun pada 1 Juli 2015 tersebut memang mengundang pertanyaan. Sebab, jembatan itu dibangun dengan dana yang cukup besar.
Kontraktornya adalah PT Citra Bakumpai Abadi dengan nilai Rp 17.444.198.00. Dana pembangunan jembatan sepanjang 100 meter itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tambahan APBN-P melalui Dinas PUPR Kabupaten Batola.
Dinas PUPR Batola belum berani memastikan penyebab ambruknya jembatan yang dikerjakan kontraktor lokal asal Batola tersebut. Sementara mereka memperkirakan penyebabnya adalah kemampuan di luar manusia atau force majeure.
“Setelah mendengar kabar jembatan ambruk, kami meluncur ke tempat kejadian,” ujar Kabid Bina Marga Dinas PUPR Batola Edy Supriadi
Dari hasil pemantauan dan keterangan masyarakat oleh dinas PUPR, ambruknya jembatan tersebut bisa dilihat dari pilar atau tiang penyangga di bawah jembatan yang amblas ke tanah. (fajar)
0 Response to "Baru Dua Tahun Dibangun, Jembatan di Kalsel Senilai Rp 17 M Ambruk"
Post a Comment