Dalam tiga tahun kepemimpinan Jokowi,
diketahui bahwa utang Indonesia mencapai Rp 3.672,33 triliun atau
meningkat sebesar 1.000 triliun lebih.
Dia meminta agar jangan sampai ada oknum yang membelokkan informasi,
membuat fitnah atau hoax untuk menjelekkan pemerintah dengan mengatakan
bahwa jumlah utang Indonesia pada rezim Jokowi semakin besar dan
digunakan untuk kepentingan asing.
Menanggapi hal tersebut, Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan,
mengatakan bahwa utang yang dimiliki Indonesia masih tergolong kecil
dibandingkan utang negara lain. Rasio utang terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) di Indonesia mencapai 27,5 persen.
Hal itu masih kecil dibandingkan negara tetangga Malaysia yang PDB-nya
mencapai 40 persen. Sementara Amerika mencapai 100 persen PDB dan Jepang
200 persen PBD.
"Kita punya utang masih tergolong sangat kecil dibandingkan negara lain,
27,5 persen dibandingkan PDB," ungkap Luhut dalam acara pembukaan
Kongres Teknologi Nasional di Jakarta pada hari Senin, tanggal 17 Juli
2017.
"Semua pinjaman kita return-nya bagus, misalnya LRT itu dia bisa bayar
sendiri. IRR-nya bisa 12 persen, bisa menservis dirinya sendiri, bayar
pakai cash-flow-nya sendiri," lanjutnya.
Dalam hal ini, Luhut menilai bahwa utang merupakan hal yang wajar dalam pembangunan.
"Sekarang pertanyaannya, utang itu perlu enggak? Kalau Anda pedagang, bisa enggak semua pakai equity?," tanya Luhut.
0 Response to "Utang Indonesia Era Jokowi Naik 1.000 T, Luhut: Itu Masih Sangat Kecil "
Post a Comment