Dilansir dari The Guardian, Selasa (11/7), tidak ada kabar apa pun mengenai kepastian kapan Buhari kembali aktif sebagai Presiden Nigeria. Sejumlah berita sebelumnya mengatakan ia berada di Inggris untuk menjalani perawatan akibat penyakit yang diyakini adalah kanker.
Asisten Buhari menolak memberitahukan bagaimana kondisi pemimpin negara di Afrika tersebut saat ini. Mereka hanya menekankan pria berusia 74 tahun tersebut tidak menderita sakit yang parah. Hanya tranfusi darah yang perlu dilakukan terhadapnya.
Demikian dengan istri Buhari, Aisha. Pada Juni lalu, ia meyakinkan semua warga Nigeria tidak perlu khawatir. Sang suami menurutnya berada dalam kondisi yang sehat setelah mendapat perawatan selama tujuh hari di Ibu Kota London.
Namun, ia tidak menampilkan foto-foto bersama Buhari seperti yang biasa dilakukan setelah mengunjungi suaminya di London. Aisha telah beberapa kali pergi dan kembali terbang ke Inggris untuk menemani Buhari.
Buhari secara resmi menjadi presiden pada 2015. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi pemimpin di Nigeria pascakudeta militer pada 1980, di mana saat itu ia mengambil alih kekuasaan.
Setelah kembali memimpin negara dalam dua tahun terakhir, Buhari dipuji sebagai sosok pesiden yang jujur. Ia dipercaya memiliki kekuatan dalam menangani sejumlah permasalahan di Nigeria dengan efisien.
Namun, dengan menghilangnya Buhari dalam waktu cukup lama dari hadapan publik, situasi politik di Nigeria dilanda ketidakpastian. Permainan kekuasaan di negara itu diprediksi dapat terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi.
Sebelumnya, sekelompok orang di Nigeria juga meminta Buhari mengambil cuti sementara waktu. Banyak yang khawatir atas kondisi kesehatan pria berusia 74 tahun itu.
Pada Maret lalu, Buhari sempat cuti melaksanakan tugas kepresidenan selama tujuh pekan. Saat itu, ia juga menjalani perawatan medis di Inggris.
Namun, saat itu tidak disebutkan apa penyakit yang dideritanya. Ketika kembali ke Nigeria, Buhari hanya mengatakan tidak pernah merasakan sakit yang begitu parah sepanjang hidupnya.
Pada Mei lalu, Aisha sang istri mengatakan suaminya terus melaksanakan tanggung jawab sebagai presiden. Ia juga terus menepis berita yang mengatakan Buhari harus beristirahat demi kesehatan.
Kemudian, beberapa saat setelah itu di bulan yang sama, tepatnya pada 8 Mei, Buhari juga kembali ke Ibu Kota Abuja. Ia menyambut siswi-siswi yang menjadi korban penculikan Boko Haram. Namun, di hari yang sama ia kembali ke London.
Saat Idul Fitri pada 25 dan 26 Juni lalu, Buhari melalui pesan suara menyampaikan ucapat selamat kepada seluruh umat Muslim di Nigeria. Tetapi, suaranya terdengar begitu lemah.
Kekhawatiran banyak orang di Nigeria akan ketidakpastian kondisi Buhari, khususnya dalam pengaruh politik di negara itu terus terjadi. Banyak yang menilai kejadian di masa lalu, saat mantan presiden Umaru Yar'Adua yang kondisi kesehatannya ditutupi hingga meninggal pada 2010.
Permainan politik disebut terjadi selama masa tidak aktifnya seorang presiden di Nigeria. Jika Buhari tidak dapat menyelesaikan masa jabatannya, kemungkinan besar Wakil Presiden Yemi Osinbajo akan menggantikannya.
Tantangan di Nigeria terus meningkat dengan berbagai masalah. Mulai dari menghadapi Boko Haram, krisis kemanusiaan di negara bagian timur laut, hingga perekonomian yang telah mengalami resesi selama lebih dari satu tahun akibat jatuhnya harga minyak dunia.
Sumber: Republika
0 Response to "Misteri Presiden Nigeria yang Lama Hilang dari Mata Publik"
Post a Comment