Ketakutan publik selama ini dengan
keterlibatan China dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mulai jadi
kenyataan. Pelan-pelan, aset milik BUMN akan berpindah tangan ke China
dan akan pihak konsorsium China akan jadi mayoritas.
Pasalnya, Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Luhut Binsar
Panjaitan justru bakal menurunkan kepemilikan saham BUMN di PT Kereta
Cepat Indonesia China (KCIC) untuk kemudian diberikan ke konsorsium
China.
“Jadi sekarang itu, kita sudah financial engineering (di proyek kereta
cepat. Nantinya kita buat seperti dengan proyek LRT. Yaitu, kita kurangi
(kepemilikan saham di KCIC) nanti kalau ada orang (investor China) mau
masuk,” ujar Luhut di Jakarta, ditulis Minggu (30/7).
Seperti diketahui, saat ini kepemilikan saham BUMN di KCIC masih
mayoritas sebanyak 60% melalui anak usaha patungan BUMN, PT Pilar
Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Sementara sebanyak 40% dikantongi oleh
China Railway International.
PSBI itu sendiri merupakan perusahaan patungan dari empat perusahaan
pelat merah yaitu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Perkebunan
Nusantara VIII, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk.
Dengan komposisi setoran modal di PSBI adalah WIKA menguasai 38% atau
Rp1,71 triliun, KAI dan PTPN VIII masing-masing 25% atau Rp1,125 triliun
dan JSMR sebesar 12% atau Rp540 miliar.
“Jadi tidak apa-apa (China mayoritas). Karena kan itu seperti Inalum ya.
Enggak apa-apa orang lain jadi majority. Nanti setelah 40 tahun kan
kembali juga ke kita 100%,” ujar dia.
Menurut Luhut, pemerintah itu tidak akan mempermasalahkan apabila
perusahaan Indonesia tidak lagi menjadi mayoritas dalam konsorsium
tersebut. Bahkan, kabar yang menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia
ingin menggerus saham BUMN dalam konsorsium itu hingga tersisa 10% pun
tak dibantah oleh Luhut.
Bahkan kebijakan pengurangan saham BUMN di proyek itu menjadi prioritas
pemerintah. Apalagi BUMN-BUMN itu ternyata dipaksa pemerintah untuk
mengalihkan investasinya ke proyek lain yang memiliki marjin keuntungan
investasi lebih rendah.
“Jadi uang APBN itu akan lebih banyak masuk ke
infrastruktur-infrastuktur yang ROI (return on investment-nya)single
digit,” kata dia.
Kebijakan itu, kata dia, pemerintah sedang meninjau kepemilikan saham
BUMN dalam konsorsium di proyek tersebut. “Iya sedang kita kaji ya,
minggu depan mungkin akan kita dapat jawabannya. Nanti Menteri BUMN
(Rini Somerno) yang lapor ke Presiden. Dan Presiden akan
mengevaluasinya, baru diputuskan,” klaim dia.
Sebelumnya, Rini Soemarno menegaskan, proyek kereta cepat memuat klausul
perjanjian yang dilakukan dengan China Development Bank (CDB). Di mana
klausul itu mewajibkan target minimum pembebasan lahan sebanyak 53% agar
bisa mengajukan pinjaman.
Saat ini, tuturnya, Pembebasan lahan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung
diklaim telah melampaui target minimal 53%. “Iya, sudah sebanyak 55%,”
ucap Rini. (akt)
0 Response to "Kekhawatiran Publik Jadi Kenyataan, Duet Luhut-Rini Persilakan China Kuasai Aset BUMN di Kereta Cepat"
Post a Comment