Pengacara Firza Husein, Aziz Yanuar mengatakan kasus chat berkonten
pornografi yang menyeret kliennya dan Habib Rizieq Shihab semakin tidak
logis. Terlebih setelah muncul pernyataan dari pihak kepolisian, bahwa
konten pornografi di situs baladacintarizieq(dot)com awal mula muncul justru bukan di Indonesia, tapi di Amerika Serikat.
"Dari awal peristiwa ini sudah enggak logis, makanya kalau ditanya logis atau enggak itu sudah pusing jawabnya," ujarnya sebagaimana diberitakan Republika.co.id, Sabtu (10/6).
Aziz melanjutkan, pernyataan polisi tersebut, jika benar tertulis dan terbukti secara hukum, maka perkara ini harus segera dihentikan. Menurutnya, barang bukti yang dijadikan dasar penangkapan oleh polisi, semakin semar. Mengingat sumber yang belum jelas, hingga pemberi bukti yang hingga saat ini belum diketahui dan tidak pernah dimintai keterangan.
"Apalagi ada di AS. maka makin kuat untuk menghentikan kasus ini," katanya.
Aziz menganggap, alat bukti sejak awal memang samar, namun masih tetap dijadikan dasar untuk menjerat dan mempidanakan HRS. Dia juga mengatakan, jika gambar atau pesan yang dijadikan barang bukti tersebut benar ada, maka barang tersebut tidak dapat dijadikan alat untuk mempidanakan seseorang.
"Itu kan masuknya ke ranah pribadi jadi sudah enggak jelas, malah tambah enggak jelas lagi," jelasnya. Aziz berharap, polisi segera menghentikan kasus yang menjerat kliennya dan HRS. Dia juga mengimbau agar aparat hukum dan kepolisian dapat menjalankan prosedur hukum secara profesional, adil dan mengedepankan equality before the law.
"Dari awal peristiwa ini sudah enggak logis, makanya kalau ditanya logis atau enggak itu sudah pusing jawabnya," ujarnya sebagaimana diberitakan Republika.co.id, Sabtu (10/6).
Aziz melanjutkan, pernyataan polisi tersebut, jika benar tertulis dan terbukti secara hukum, maka perkara ini harus segera dihentikan. Menurutnya, barang bukti yang dijadikan dasar penangkapan oleh polisi, semakin semar. Mengingat sumber yang belum jelas, hingga pemberi bukti yang hingga saat ini belum diketahui dan tidak pernah dimintai keterangan.
"Apalagi ada di AS. maka makin kuat untuk menghentikan kasus ini," katanya.
Aziz menganggap, alat bukti sejak awal memang samar, namun masih tetap dijadikan dasar untuk menjerat dan mempidanakan HRS. Dia juga mengatakan, jika gambar atau pesan yang dijadikan barang bukti tersebut benar ada, maka barang tersebut tidak dapat dijadikan alat untuk mempidanakan seseorang.
"Itu kan masuknya ke ranah pribadi jadi sudah enggak jelas, malah tambah enggak jelas lagi," jelasnya. Aziz berharap, polisi segera menghentikan kasus yang menjerat kliennya dan HRS. Dia juga mengimbau agar aparat hukum dan kepolisian dapat menjalankan prosedur hukum secara profesional, adil dan mengedepankan equality before the law.
0 Response to "Pengacara Firza: Kasus Chat Pornografi Makin tidak Logis"
Post a Comment