Dua orang yang tinggal di kota berbeda akan memiliki waktu berbuka
puasa dan imsak yang berbeda pula. Perbedaan waktu berbuka puasa setiap
kota itu menjadi hal yang wajar. Hadiman yang tinggal di Jayapura akan
berbuka puasa lebih dulu ketimbang Arif yang tinggal di Sorong. Begitu
juga waktu imsaknya, Budi akan mendengar adzan Subuh lebih dulu dari
Ani.
Faktanya, ada perbedaan buka puasa meski dalam satu gedung yang sama. Ternyata hal itu bisa terjadi jika tinggal di Dubai. Kok bisa ya?
Karena tingginya yang hampir satu kilometer ini, ada perbedaan kenampakan sinar matahari dalam gedung. Lantai-lantai yang mendekati puncak tentu mendapat penyinaran matahari yang lebih lama dibanding lantai bawah. Hal inilah yang mengakibatkan Burj Khalifa memiliki lebih dari satu waktu berbuka puasa dan imsakiyah.
Bagian 1: Lantai dasar sampai dengan lantai 80 mengikuti waktu berbuka dan imsak wilayah setempat.
Bagian 2: Lantai 80 sampai dengan lantai 150 ditambah 2 menit untuk waktu berbuka, dan dikurang 2 menit untuk imsakiyah.
Bagian 3: Lantai 151 sampai dengan lantai 160 ditambah 3 menit untuk waktu berbuka, dan dikurang 3 menit untuk imsakiyah.
Hal ini sekaligus membuktikan bahwa bentuk bumi memang benar-benar bulat, bukan datar. Kalau bumi bentuknya datar, orang di lantai dasar dan di puncak Burj Khalifa akan melihat sinar matahari dengan intensitas yang selalu sama. Nyatanya, mereka mengalami perbedaan dalam ‘melihat’ sinar matahari.
Faktanya, ada perbedaan buka puasa meski dalam satu gedung yang sama. Ternyata hal itu bisa terjadi jika tinggal di Dubai. Kok bisa ya?
Inilah Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia yang punya 3 waktu berbuka puasa.
Sampai detik ini, gedung Burj Khalifa yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab masih tercatat sebagai gedung tertinggi di dunia. Dikutip dari Liputan6, Burj Khalifa yang mulai dibuka pada tahun 2010 itu, memiliki tinggi 828 meter dengan jumlah lantai sebanyak 160. Burj Khalifa benar-benar perwujudan gedung pencakar langit yang sebenarnya.Karena tingginya yang hampir satu kilometer ini, ada perbedaan kenampakan sinar matahari dalam gedung. Lantai-lantai yang mendekati puncak tentu mendapat penyinaran matahari yang lebih lama dibanding lantai bawah. Hal inilah yang mengakibatkan Burj Khalifa memiliki lebih dari satu waktu berbuka puasa dan imsakiyah.
Begini pembagian waktunya.
Dilansir dari Kompas, beberapa ulama menetapkan 3 pembagian waktu berbuka puasa dan imsakiyah bagi penghuni gedung Burj Khalifa. Hasil pembagian waktunya sebagai berikut:Bagian 1: Lantai dasar sampai dengan lantai 80 mengikuti waktu berbuka dan imsak wilayah setempat.
Bagian 2: Lantai 80 sampai dengan lantai 150 ditambah 2 menit untuk waktu berbuka, dan dikurang 2 menit untuk imsakiyah.
Bagian 3: Lantai 151 sampai dengan lantai 160 ditambah 3 menit untuk waktu berbuka, dan dikurang 3 menit untuk imsakiyah.
Hal ini sekaligus membuktikan bahwa bentuk bumi memang benar-benar bulat, bukan datar. Kalau bumi bentuknya datar, orang di lantai dasar dan di puncak Burj Khalifa akan melihat sinar matahari dengan intensitas yang selalu sama. Nyatanya, mereka mengalami perbedaan dalam ‘melihat’ sinar matahari.
Imsak duluan, buka puasa belakangan.
Kesimpulannya, penghuni lantai-lantai puncak Burj Khalifa memiliki waktu
puasa lebih lama dari lantai di bawahnya. Bagian puncak melihat
matahari terbit lebih dahulu, tapi lebih lama saat menunggu matahari
terbenam.
Sumber: Idntimes
0 Response to "Burj Khalifa, Gedung Tinggi dengan Tiga Waktu Buka Puasa"
Post a Comment