Buku Si Kabayan Super Kocak tersedia di Gramedia. (Foto: kumparan) |
Contohnya adalah buku "Si Kabayan Super Kocak, Kumpulan Cerita Kabayan yg Cerdik Dan Menggelitik" yang ditulis oleh Witarsa, S.Pd. diterbitkan oleh CV. Nuansa Aulia, Bandung. Buku dengan tokoh Si Kabayan dimaksudkan menghidupkan tokoh legendaris cerita rakyat Jawa Barat. Alih-alih menghibur sambil mengedukasi, konten yang ada dikhawatirkan malah menampilkan hal yang tidak pantas dikonsumsi oleh anak-anak.
“Penulisnya, Bapak Witarsa kurang tepat dalam memberikan pilihan kata. Bab VII *Kabayan Jadi Dukun*, pada hal. 82 terdapat kalimat : “Seorang perempuan muda datang menghadap. Kabayan mengamati perempuan itu. Wajahnya cantik sekali, tak kalah dengan artis sinetron. Pantas saja kalau ia menjadi *istri simpanan* pejabat. Kabayan sendiri, kalau jadi pejabat mungkin berpikir untuk menjadikannya *selingkuhan*,” kata Gufron Amirullah, kepada tengokberita.com, Kamis (29/7/2017).
Kalimat lainnya, yang tidak patut ditemukan pada halaman 84 paragraf 4 terdapat redaksi : “Tamu Kabayan menurut. Kabayan meraih si cantik. Kabayan tiba tiba merasakan getaran hebat dalam tubuhnya. Ah…*dasar dukun cabul*”.
“Bayangkan, anak SD terpaksa mengenal kata *istri simpanan*, *selingkuhan* dan *dukun cabul*. Alih alih menjadikan Si Kabayan yg penuh dengan nilai nilai tradisi Jawa Barat yg penuh kearifan sebagai rujukan,” katanya menyesalkan.
Gufron menambahkan, buku dongeng tersebut rasanya tak layak dibaca dan berlama-lama bertengger di rak buku. “Tak layak anak anak kita mengkonsumsinya,” tandas Gufron.
Pihak Relawan, katanya, saat ini sedang mengambil langkah agar buku tersebut segera ditarik.
“Besok kami akan kirim surat ke penerbit, agar buku tersebut ditarik dari peredaran, juga meminta kepada Puskurbuk agar penerbitnya dilakukan pembinaan,” katanya.
Selain itu, pada halaman pertama, di Bagian 1 dengan judul Daftar Sekdes, terdapat kalimat "Walaupun ia terkenal sebagai playboy cap dua anting, ia tidak mau mengkhianati Daroji".
Di halaman 82, lagi-lagi ditemukan kalimat tidak pantas. "Pantas saja kalau ia menjadi istri simpanan pejabat. Kabayan sendiri, kalau jadi pejabat, mungkin akan menjadikannya selingkuhan".
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia Seto Mulyadi, turut merasa prihatin dengan ditemukannya kata-kata tidak senonoh dalam buku cerita anak tersebut.
Bagi Kak Seto, sapaan akrab Seto Mulyadi, kata-kata tersebut belum saatnya dikonsumsi oleh anak. Jika terlanjur dibaca anak, jelas Kak Seto, akan berdampak pada kebingungan anak yang bisa berujung pada tindakan-tindakan keliru.
"Kalau sudah begitu, perlu ada treatment psikologis kepada anak baik itu secara individual atau massal jika buku itu dibaca rame-rame oleh siswa di sekolah," papar Kak Seto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/6).
Kak Seto juga mengimbau, agar buku tersebut bisa segera dilaporkan dan penerbit juga segera menarik peredaran buku cerita tersebut. Ke depannya, Kak Seto berharap para penulis dan penerbit yang mengeluarkan buku untuk anak-anak lebih teliti dan memperhatikan konten buku.
Selain itu, dia juga berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat panduan yang lebih jelas bagi penulis buku anak.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia Seto Mulyadi, turut merasa prihatin dengan ditemukannya kata-kata tidak senonoh dalam buku cerita anak tersebut.
Bagi Kak Seto, sapaan akrab Seto Mulyadi, kata-kata tersebut belum saatnya dikonsumsi oleh anak. Jika terlanjur dibaca anak, jelas Kak Seto, akan berdampak pada kebingungan anak yang bisa berujung pada tindakan-tindakan keliru.
"Kalau sudah begitu, perlu ada treatment psikologis kepada anak baik itu secara individual atau massal jika buku itu dibaca rame-rame oleh siswa di sekolah," papar Kak Seto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/6).
Kak Seto juga mengimbau, agar buku tersebut bisa segera dilaporkan dan penerbit juga segera menarik peredaran buku cerita tersebut. Ke depannya, Kak Seto berharap para penulis dan penerbit yang mengeluarkan buku untuk anak-anak lebih teliti dan memperhatikan konten buku.
Selain itu, dia juga berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat panduan yang lebih jelas bagi penulis buku anak.
0 Response to "Bernuansa Cabul, Buku Dongeng “Kabayan Super Kocak” Tak Layak Dibaca"
Post a Comment