Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengimpor singkong dari Vietnam. Selama Januari-April 2017, impor singkong Vietnam mencapai 1.234 ton dengan nilai US$ 499,8 ribu.
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S Lukman, singkong impor itu untuk kebutuhan bahan baku industri makanan dan pakan ternak. Impor singkong dibutuhkan karena sama seperti jenis tanaman lainnya, singkong juga memiliki musim panen.
Sehingga bila sedang tak panen, maka mau tidak mau harus impor.
"Jadi pada saat-saat tertentu pasti ada kekurangan karena musim itu. Sehingga kemungkinan misalnya di negara lain ada stok, kita harus impor pada saat kita enggak ada panen. Kalau industri kan harus kontinu ya bahan bakunya," kata Adhi kepada detikFinance, Jakarta, Selasa malam (23/5/2017).
Tapi, bisakah Indonesia tak lagi impor singkong? Adhi mengatakan, sebenarnya Indonesia bisa tak impor singkong jika pemerintah menyediakan lahan-lahan yang hanya untuk ditanami produk pangan itu.
Sehingga, apabila harga singkong sedang turun, proses penanaman tetap berjalan karena sudah punya lahan khusus.
"Harusnya pemerintah membuat grand design dengan membuat cluster-cluster tanam, kalau tanaman singkong ya singkong terus, dedicated. Kalau buah, ya tanam buah terus," jelas Adhi.
Adhi menambahkan, cara seperti itu pernah diterapkan di era orde baru untuk tanaman padi. Pemerintah waktu itu menetapkan lahan-lahan khusus yang hanya boleh ditanami padi.
Melalui strategi itu Indonesia bisa meraih swasembada beras.
"Beras dulu diatur, bahwa lahan tertentu tidak boleh ditanami yang lain, dan harus serempak menanam beras, benihnya harus ditentukan pemerintah. Sehingga pada saat itu produksinya menjadi swasembada, dan semua dimonitor oleh pemerintah," tutur Adhi. (Detik)
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S Lukman, singkong impor itu untuk kebutuhan bahan baku industri makanan dan pakan ternak. Impor singkong dibutuhkan karena sama seperti jenis tanaman lainnya, singkong juga memiliki musim panen.
Sehingga bila sedang tak panen, maka mau tidak mau harus impor.
"Jadi pada saat-saat tertentu pasti ada kekurangan karena musim itu. Sehingga kemungkinan misalnya di negara lain ada stok, kita harus impor pada saat kita enggak ada panen. Kalau industri kan harus kontinu ya bahan bakunya," kata Adhi kepada detikFinance, Jakarta, Selasa malam (23/5/2017).
Tapi, bisakah Indonesia tak lagi impor singkong? Adhi mengatakan, sebenarnya Indonesia bisa tak impor singkong jika pemerintah menyediakan lahan-lahan yang hanya untuk ditanami produk pangan itu.
Sehingga, apabila harga singkong sedang turun, proses penanaman tetap berjalan karena sudah punya lahan khusus.
"Harusnya pemerintah membuat grand design dengan membuat cluster-cluster tanam, kalau tanaman singkong ya singkong terus, dedicated. Kalau buah, ya tanam buah terus," jelas Adhi.
Adhi menambahkan, cara seperti itu pernah diterapkan di era orde baru untuk tanaman padi. Pemerintah waktu itu menetapkan lahan-lahan khusus yang hanya boleh ditanami padi.
Melalui strategi itu Indonesia bisa meraih swasembada beras.
"Beras dulu diatur, bahwa lahan tertentu tidak boleh ditanami yang lain, dan harus serempak menanam beras, benihnya harus ditentukan pemerintah. Sehingga pada saat itu produksinya menjadi swasembada, dan semua dimonitor oleh pemerintah," tutur Adhi. (Detik)
0 Response to "Singkong saja Indonesia Harus Impor, Bisakah Dihentikan?"
Post a Comment