Tepat tanggal 7 Maret 2017 ini. Kota Jayapura genap berusia 107 tahun. Mungkin masih banyak dari kita yang belum mengetahui sejarah dari kota kita tercinta ini. Berikut ini redaksi himpunkan sejarah Kota Jayapura dari berbagai sumber. Semoga menambah wawasan dan menambah rasa cinta kita kepada kota di ujung timur indonesia.
Secara geografis, Kota Jayapura terletak di bagian utara Provinsi Papua berada pada 1°28”17,26”LS - 3°58’082”LS dan 137°34’10,6”BT - 141°0’8’22”BT. Luas Kota Jayapura adalah 940 km2 atau 940.000 Ha, terdiri dari 5 distrik, terbagi habis menjadi 25 kelurahan dan 14 kampung.
Sebelum Belanda masuk ke Kota Jayapura pada tahun 1910 yang dianggap sebagai tahun lahirnya Kota Jayapura, sudah ada penduduk yang mendiami kota wilayah ini yaitu penduduk asli Jayapura terdiri dari suku Tobati, Kayubatu, dan Kayupulo. Saat itu masyarakat asli memberikan nama kota Jayapura dengan sebutan Bau O Bwai yang berasal dari bahasa asli Kayupulo, secara populer dibaca Numbay.
Jauh sebelum Belanda masuk, penduduk
Jayapura sudah berhubungan dengan daerah lainnya di Indonesia, terutama
Kesultanan Tidore. Secara khusus kesultanan Tidore mengutus Habib
Muhammad Asghar untuk menyebarkan Islam di Jayapura. Habib Muhammad Asghar sebenarnya adalah ulama berasal dari Bagdad yang di utus oleh kesultanan Turki yang di minta kesediaaannya untuk menyiarkan ajaran islam di Jayapura oleh kesultanan Tidore. Beliau masuk ke Jayapura pada tahun 1867 setelah berada di Tidore selama kurang lebih setahun. Habib muhammad kecil membangun madrasah dan mushollah pertama di kota Jayapura dengan murid-murid berasal dari Jayapura, Sarmi dan bahkan dari Serui. Dakwah Islam mengalami kemunduran dengan meninggalnya Habib Muhammad Asghar tahun 1908 dan dimakamkan di belakang bekas Kantor Asuransi di APO. Murid-muridnya pun tidak bisa lagi mengembangkan dakwah Islam ketika Belanda masuk ke Jayapura pada tahun 1910.
Kemudian
pada saat lahirnya Holandia di mana saat itu awalnya kota Jayapura
hanyalah satu Pos Pertahanan Tentara Belanda di Kawasan Pasifik.
Pemerintah Belanda untuk pertama kalinya menempatkan petugas bernama P
Windhowerdi Pulau Mettu Debbi, sebuah pulau kecil di Teluk Youtefa pada
tahun 1908. Pada tahun 1910, pos tersebut dipindahkan ke area muara kali
Numbay, sebuah kali kecil yang bermuara di Teluk Yos Sudarso oleh
Kapten Infantri FJP Sachse. Area muara kali Numbay ini diberi nama
Hollandia dalam sebuah upacara resmi tanggal 7 Maret 1910. Tanggal inilah yang dianggap sebagai hari lahir Kota Jayapura.
Nama Hollandia itu sendiri menurut menurut Sachce berasal dari dua kata yaitu “holl” yang berarti lengkung atau teluk dan
“land” artinya tanah. Sehingga Hollandia artinya tanah yang melengkung
atau tempat berteluk. Nama Hollandia bertahan hingga tahun 1962 seiring
dengan diturunkannya bendera Kerajaan Belanda pada 31 Desember 1962.
Kota Jayapura Tempo Doeloe |
Setelah Papua (Iria Jaya) secara definitif
kembali ke pangkuan Indonesia pada 1 Mei 1963, nama Hollandia diganti
menjadi Kota Baru (tahun 1963-1969), kemudian berganti nama menjadi
Soekarnopura (tahun 1969-1975), dan Jayapura (tahun 1975-sekarang).
Dengan demikian sebelum menjadi Jayapura, tersebut sudah empat kali
mengalami perubahan nama.
Sejarah Pemerintahan Kota Jayapura
Pemerintahan
Kota Jayapura merupakan pemekaran dari ibukota Kabupaten Jayapura
menjadi Kota Administratif Kotif), berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 26 Tahun 1979 tanggal 28 Agustus 1979 tentang pembentukan Kotif
Jayapura. Pelaksanaan dari PP tersebut dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 5 Tahun 1979 dan Instruksi
Mendagri Nomor 30 Tahun 1979. Kota Jayapura menjadi Kotif pada 14
September 1979 diresmikan oleh H Amir Machmud, Mendagri waktu itu. Pada
hari yang sama dilantik Drs Florens Imbiri sebagai Wali Kota Jayapura
oleh H Soetran, Gubernur Irja waktu itu.Kota Jayapura menjadi Kotif
pertama di Irja dan ke-12 di Indonesia. Wali Kota Jayapura kedua dijabat
Drs Michael Manufandu.
Jayapura Tempo Doeloe |
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1993 Kotif Jayapura menjadi Kotamadya oleh Mendagri Yogie SM bertempat
di lapangan Mandala Jayapura, 21 September 1993. Pada hari itu juga
dilantik Drs R Roemantyo sebagai Wali Kotamadya Jayapura. Roemantyo
kemudian digantikan oleh MR Kambu sampai dua periode, hingga saat ini
yang menjadi Wali Kota Jayapura adalah Dr. Benhur Tommy Mano, MM dan
Wakil Wali Kota Dr. Nuralam, M.Si.
Dalam
masa pemerintahannya, Benhur Tommy Mano membuat sebuah motto bagi kota
Jayapura yaitu “HEN TECAHI YO ONOMI T’MAR NI HANASED” yang artinya “Satu
Hati Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan.” Semoga kota ini bisa terus
membangun dirinya sesuai dengan motto tersebut dan juga Visi Kota
Jayapura yaitu “Terwujudnya Kota Jayapura yang beriman, sejahtera, maju,
mandiri dan modern berbasis kearifan lokal.” Semoga.
0 Response to "Menilik Sejarah Kota Jayapura di Hari Jadinya ke-107"
Post a Comment