Kekerasan
dan penjarahan meledak di pinggiran kota St Louis, Senin malam (24/11) setelah
dewan juri tidak mau mendakwa polisi Darren Wilson dalam penembakan Michael
Brown yang berusia 18 tahun.
Kerusuhan ini kemudian merembet ke sejumlah kota di Amerika Serikat, sehingga Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden Barack Obama terpaksa turun tangan dan mengecam para perusuh.
Sejarah kekerasan rasial memang seringkali terjadi di negeri yang seringkali dirujuk sebagai negara yang menghormati Hak Asasi Manusia. Sejauh mana sebenarnya ketegangan rasial di Amerika Serikat terjadi? Inilah kejadian-kejadian kerusuhan rasial di Amerika Serikat di paruh awal tahun 1900-an setelah tingkat perekonomian warga kulit hitam meningkat.
Kerusuhan ini kemudian merembet ke sejumlah kota di Amerika Serikat, sehingga Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden Barack Obama terpaksa turun tangan dan mengecam para perusuh.
Sejarah kekerasan rasial memang seringkali terjadi di negeri yang seringkali dirujuk sebagai negara yang menghormati Hak Asasi Manusia. Sejauh mana sebenarnya ketegangan rasial di Amerika Serikat terjadi? Inilah kejadian-kejadian kerusuhan rasial di Amerika Serikat di paruh awal tahun 1900-an setelah tingkat perekonomian warga kulit hitam meningkat.
Kerusuhan
East St Louis (1917)
Kerusuhan di
Kota East St Louis Illinois adalah satu kerusuhan rasial paling berdarah di
abad ke-20. Kerusuhan ini terjadi pada Februari 1917 ketika 470 pekerja Kulit
Hitam Amerika dipekerjakan untuk menggantikan pekerja kulit putih yang mogok
dan protes terhadap perusahaan Aluminium Ore.
Pada 28 Mei 1917, warga kulit putih di kota tersebut mengajukan petisi menolak pekerja kulit hitam bekerja di perusahaan itu. Saat petisi diajukan, beredar kabar bahwa ada seorang warga dirampok oleh seorang pekerja kulit hitam. Kabar ini dengan cepat menyebar dan membuat sejumlah pria kulit putih mengamuk di pusat kota dan kemudian mencari siapapun orang kulit hitam dan memukulinya.
Pada 2 Juli 1917, kekerasan kembali terjadi. Pria, wanita, dan anak-anak kulit hitam dipukuli dan ditembak mati. Warga kulit putih mulai membakar rumah-rumah warga kulit hitam. Kerusuhan akhirnya bisa diamankan setelah Pasukan Garda Nasional turun langsung mengamankan situasi.
Pada 28 Mei 1917, warga kulit putih di kota tersebut mengajukan petisi menolak pekerja kulit hitam bekerja di perusahaan itu. Saat petisi diajukan, beredar kabar bahwa ada seorang warga dirampok oleh seorang pekerja kulit hitam. Kabar ini dengan cepat menyebar dan membuat sejumlah pria kulit putih mengamuk di pusat kota dan kemudian mencari siapapun orang kulit hitam dan memukulinya.
Pada 2 Juli 1917, kekerasan kembali terjadi. Pria, wanita, dan anak-anak kulit hitam dipukuli dan ditembak mati. Warga kulit putih mulai membakar rumah-rumah warga kulit hitam. Kerusuhan akhirnya bisa diamankan setelah Pasukan Garda Nasional turun langsung mengamankan situasi.
Kerusuhan
Chicago (1919)
Kerusuhan di
Chicago tahun 1919 meledak setelah rentetean kejadian kerusuhan rasial di
sejumlah daerah. Kerusuhan ini terjadi pada 27 Juli 1919 dan berakhir pada 3
Agustus.
Diperkirakan tiga puluh delapan orang tewas dan lebih dari lima ratus orang terluka.
Kerusuhan ini diawali dari gesekan antar-lingkungan di Chicago, dimana ribuan orang berkulit hitam tinggal berdekatan dengan warga kulit putih. Saat itu di beberapa wilayah di Chicago dikuasai oleh etnis Irlandia.
Amerika yang saat itu sedang dilanda resesi ekonomi setelah perang dunia I selesai kesulitan menyediakan lapangan pekerjaan. Persaingan antar-etnis mulai muncul apalagi banyak warga kulit putih mendukung etnis Irlandia. Kerusuhan meletus pertama kali saat seorang pria kulit hitam bernama Eugene William dilempari batu sampai mati oleh orang kulit putih. Kerusuhan pun langsung meledak, karena polisi menolak menangkap warga kulit putih tersebut.
Kerusuhan berlangsung selama hampir seminggu, dan berakhir setelah pemerintah pusat mengirimkan tentara Garda Nasional untuk mengamankan kerusuhan.
Diperkirakan tiga puluh delapan orang tewas dan lebih dari lima ratus orang terluka.
Kerusuhan ini diawali dari gesekan antar-lingkungan di Chicago, dimana ribuan orang berkulit hitam tinggal berdekatan dengan warga kulit putih. Saat itu di beberapa wilayah di Chicago dikuasai oleh etnis Irlandia.
Amerika yang saat itu sedang dilanda resesi ekonomi setelah perang dunia I selesai kesulitan menyediakan lapangan pekerjaan. Persaingan antar-etnis mulai muncul apalagi banyak warga kulit putih mendukung etnis Irlandia. Kerusuhan meletus pertama kali saat seorang pria kulit hitam bernama Eugene William dilempari batu sampai mati oleh orang kulit putih. Kerusuhan pun langsung meledak, karena polisi menolak menangkap warga kulit putih tersebut.
Kerusuhan berlangsung selama hampir seminggu, dan berakhir setelah pemerintah pusat mengirimkan tentara Garda Nasional untuk mengamankan kerusuhan.
Kerusuhan Knoxville
Kerusuhan di
kota Knoxville terjadi pada 30-31 Agustus 1919. Kerusuhan bermula saat
warga menyerbu penjara negara mencari Maurice Mayes, seorang pria blasteran
yang menjadi tersangka pembunuh wanita kulit putih.
Tidak dapat menemukan Mayes, para perusuh menjarah penjara dan adu tembak dengan warga sekitar yang ternyata didominasi oleh warga kulit hitam. Beruntung meski korban yang tewas hanya dua orang, pasukan Garda Nasional langsung mengamankan situasi. Sejak itulah banyak warga kulit hitam meninggalkan Knoxville hingga sekarang.
Tidak dapat menemukan Mayes, para perusuh menjarah penjara dan adu tembak dengan warga sekitar yang ternyata didominasi oleh warga kulit hitam. Beruntung meski korban yang tewas hanya dua orang, pasukan Garda Nasional langsung mengamankan situasi. Sejak itulah banyak warga kulit hitam meninggalkan Knoxville hingga sekarang.
Kerusuhan Tulsa (1921)
Kerusuhan
ini terjadi pada tahun 1921. Berawal dari pengakuan operator lift wanita kulit
putih yang dilecehkan secara seksual oleh pria kulit hitam. Pria itu melarikan
diri dari tempat kejadian dan ratusan warga kulit putih di Tulsa melakukan
perburuan.
Kejadian ini kemudian meledak menjadi kerusuhan berskala nasional. Ketika warga kulit hitam yang didominasi oleh veteran perang membangun benteng pertahanan di lingkungannya. Ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang kehilangan rumah, karena kota ini menjadi hancur lebur.
Kejadian ini kemudian meledak menjadi kerusuhan berskala nasional. Ketika warga kulit hitam yang didominasi oleh veteran perang membangun benteng pertahanan di lingkungannya. Ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang kehilangan rumah, karena kota ini menjadi hancur lebur.
Kerusuhan Los Angeles Watts (1965)
Kerusuhan
ini dikenal dengan nama Pemberontakan Watts. Ini adalah kerusuhan rasial yang
terjadi di Watts Los Angeles, California, 11-17 Agustus 1965. Selama enam hari
kerusuhan terjadi, 34 orang tewas, 1.032 luka-luka, 3.438 ditangkap. Ini
kerusuhan paling parah dalam sejarah kota sampai kemudian terjadi lagi
kerusuhan Los Angeles 1992, dan dianggap oleh banyak orang sebagai titik balik
penting dalam Afrika-Gerakan Hak Sipil Amerika.
Kerusuhan ini berawal karena semakin makmurnya warga kulit hitam. Mereka kemudian menguasai perumahan, termasuk perdagangan dan membuat banyak warga kulit putih cemburu. Kejadian kerusuhan dipicu oleh Marquette Frye, pemuda berusia 21 tahun yang sedang mengemudikan kendaraan milik ibunya, pada 11 Agustus, 1965, bersama ibunya Rena Herga dan saudaranya Ronald.
Seorang petugas polisi bernama Lee Minikus menangkap Marquette yang diketahui tak membawa perlengkapan surat dan kemudian menyita kendaraanya dan memaksa Frye untuk ditahan. Merasa diperlakukan tidak adil, Frye melawan dan kemudian dipukul oleh Minikus. Rena Herga yang merasa anaknya dipukul membela diri namun seorang petugas lain malah balik memukuli Herga.
Isu pun menyebar. Bahwa polisi telah menyiksa dan memukuli seorang warga kulit hitam bersama seorang ibu tua yang hamil hingga tewas. Massa kulit hitam marah dan kemudian mereka berkumpul dan mulai melakukan kerusuhan. Selama enam hari kerusuhan terjadi, dan ribuan warga kulit hitam melawan polisi. Kerusuhan berakhir setelah tentara Garda Nasional turun tangan.
Bersambung ke bagian 2 (inilah)
Kerusuhan ini berawal karena semakin makmurnya warga kulit hitam. Mereka kemudian menguasai perumahan, termasuk perdagangan dan membuat banyak warga kulit putih cemburu. Kejadian kerusuhan dipicu oleh Marquette Frye, pemuda berusia 21 tahun yang sedang mengemudikan kendaraan milik ibunya, pada 11 Agustus, 1965, bersama ibunya Rena Herga dan saudaranya Ronald.
Seorang petugas polisi bernama Lee Minikus menangkap Marquette yang diketahui tak membawa perlengkapan surat dan kemudian menyita kendaraanya dan memaksa Frye untuk ditahan. Merasa diperlakukan tidak adil, Frye melawan dan kemudian dipukul oleh Minikus. Rena Herga yang merasa anaknya dipukul membela diri namun seorang petugas lain malah balik memukuli Herga.
Isu pun menyebar. Bahwa polisi telah menyiksa dan memukuli seorang warga kulit hitam bersama seorang ibu tua yang hamil hingga tewas. Massa kulit hitam marah dan kemudian mereka berkumpul dan mulai melakukan kerusuhan. Selama enam hari kerusuhan terjadi, dan ribuan warga kulit hitam melawan polisi. Kerusuhan berakhir setelah tentara Garda Nasional turun tangan.
Bersambung ke bagian 2 (inilah)
0 Response to "Inilah Kerusuhan Rasial yang Pernah Terjadi di AS yang Katanya Pembela HAM Itu"
Post a Comment